Rabu, 24 Februari 2016

SISTEM SYARAF PADA MANUSIA (>_<)

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1.1. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
gambar sel saraf (neuron) dan bagian-bagian sel saraf (neuron) dalam Bahasa Indonesia
  1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
  2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
  3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
  4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
  5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
  6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
  7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
  8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
  1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
  2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
  3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

1.2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
  1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.
  2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.
  3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

2.1. Otak Besar

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2.2. Otak Kecil

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

2.3. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

2.4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

5. Penyakit Pada Sistem Saraf

Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.

5.1. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

5.2. Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.

5.3. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

5.4. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5.5. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

5.6. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

5.7. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

5.8. Dementia

Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

Artikel bermanfaat lainnya:

  1. Sistem Ekskresi Pada Manusia

  2. Sistem Pencernaan Pada Manusia

  3. Sistem Pernapasan Pada Manusia

Sumber:
1. Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
2. Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar Raya
3. Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers, Inc
4. Sistem Saraf Manusia (alvyanto.blogspot.com)
5. Sistem Saraf (mengerjakantugas.blogspot.com)
6. Apa itu sistem saraf? (news-medical.net)
7. Sistem saraf (id.wikipedia.org)
8. Nervous system (en.wikipedia.org)
9. Sistem Saraf (Koordinasi) pada Manusia (mediabelajaronline.blogspot.com)
10. Sistem saraf (my.opera.com)
11. Mengenal Sistem Saraf Manusia (anneahira.com)
12. Perikaryon (en.wikipedia.org)
13. Neuroglia (en.wikipedia.org)

Proses Filtrasi Pada Pembentukan Urine


Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

Proses Pembentukan Urine

1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya

2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

3. Augmentasi
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.


sumber:
http://smpn9depok.files.wordpress.com/2009/10/nefron.jpg
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=199&fname=materi5b.html
http://raisa-pramesi.blogspot.co.id/2010/09/proses-filtrasi-pada-pembentukan-urine.html

Rabu, 10 Februari 2016

How do I download or save a YouTube video to my computer?

YouTubeYouTube has been designed to only allow users to watch and view videos on their website. Many users want to download or save their favorite YouTube videos to their computer so they can watch them without being connected to the Internet or on other devices. Below are the steps required for downloading and watching YouTube videos on your computer for free.

Note: This page only provides instructions for downloading or saving a YouTube video to your computer. Instructions for uploading or saving a YouTube video to the YouTube website or saving only the audio of a YouTube video to an MP3 file are not covered.

Saving YouTube video as a video file on your computer

Today, there are many websites that allow you to enter the URL of the video you want to save to your computer and get a link to download the video file. Below is a simple three-step process to download any YouTube video.
Note: If you are at a school or job that is blocking YouTube, these steps may not work.
1. First, go to the YouTube page containing the video you want to download. When you've found the page, press Ctrl + L on your keyboard to highlight the text in the address bar, and then Ctrl + C to copy the Internet address.
2. Once this address has been copied, paste that URL into the text field below by clicking inside the box and pressing Ctrl + V on your keyboard. Then, click the Download Video button.
3. If done properly, a new window will appear displaying a preview of the video (as shown below), along with a green Download button and the video format. The default format for downloading the video is the MP4 360p format.
YouTube download window
If you click on the "MP4 360p" format option, a drop-down list will appear. Click on the More option in that drop-down list to see additional video formats, such as FLV, 3GP, and WebM. Select the video format you want and click the green Download button.
YouTube download window
After the file has been downloaded, it will be available in your downloads folder.

What about a private video?

You cannot download private videos because the YouTube download service will not have the necessary rights to access the video.

I still can't download a video

If after following the above steps, you do not get a preview like our example, make sure that the link you are using works by opening the page in a new window. Once verified as working, try the above steps again. If the steps continue to not work, try refreshing this page by pressing the F5 key on your keyboard and following the above steps again. If that still does not work, try one of the other YouTube download sites below.

It is only saving as audio and not video

Make sure you are choosing the "MP4 360p" or "MP4 480p" option from the download link. If you choose "Audio MP4 128", it only downloads the audio and not the video. If you did choose the right download link to download the file, it is very likely that the player you are using does not have the necessary codec for video files. Download the free VLC player for your computer and try to play the video file from within VLC and not the player you are currently using.

YouTube bookmarklet

If you plan on downloading several videos, use the Computer Hope YouTube bookmarklet. See our bookmarklet page for more information about bookmarklets.

Other YouTube download sites

There are also other websites and services that allow you to download YouTube videos. Below are a couple of our favorites.
Caution: Some of these services can be used to save adult-related videos, which means when viewing these pages, you may be subjected to adult-related content.

Watching a FLV video on your computer

If you saved the file as a .flv file, you need a player that supports .flv files. Below are a few suggestions.
VLC media player
http://www.videolan.org/
Windows Media Player
Microsoft Windows can also play FLV files in Windows Media player with the right codec. Downloading and installing the CCCP codec installs the necessary codec to play FLV files, as well as other codecs you may need in the future.

cara instal windows 10

Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit bercerita bagaimana sih cara install windows 10 ? Baru saja Windows 10 Final dirilis, semua sudah sangat penasaran dan tertarik untuk mencobanya. Gampang banget bagi kamu yang ingin mencoba windows saja, kamu tinggal download windows 10 lalu tinggal melakukan install ulang. Saya lebih menyarankan kamu melakukan install ulang fresh dari awal dibanding upgrade agar proses instalasi bisa lebih sempurna ketimbang upgrade. Disini, saya akan mencoba sharing cara install windows 10 dari 0 melalui media Flashdisk ataupun DVD dimulai dari proses setting BIOS.

Belum Punya Windows 10 ?? Download disini…

NB : Perlu kamu pastikan, segala kesalahan dalam proses instalasi bukan tanggung jawab kami. Silahkan baca kembali baik-baik tutorial ini. Jika kamu sudah mengikuti langkah-langkah ini dengan benar, pastinya data-data kamu akan selamat. Terima Kasih.

Berikut adalah tutorial cara install windows 10 :

  1. PENTING ! Pertama-tama, pelajari dahulu sistem partisi windows kamu sebelumnya. Secara umum, sebuah laptop/PC memiliki 2 partisi hardisk yang biasa orang sebut Drive C dan Drive D. Tahu perbedaannya? Drive C biasanya merupakan partisi system dan Drive D merupakan drive data. Namun, kebanyakan orang selalu salah mengartikan drive C dan selalu meletakkan data disitu. Yang harus kamu lakukan pertama kali sebelum install windows 10 adalah, PASTIKAN DATA KAMU AMAN. Segeralah backup seluruh data kamu mulai dari Desktop, My Documents, dll. Pindahkan ke Drive D semuanya tanpa kecuali. Untuk folder Program Files disarankan tidak perlu di backup semuanya, akan lebih baik jika nantinya kamu menginstallnya menggunakan master installer setelah windows 10 selesai diinstall.
  2. Jika semuanya sudah dilakukan, silahkan buat bootable windows. Bootable windows disini berarti sobat harus membuat installer windows 10 ke dalam sebuah media. Media tersebut boleh berupa Flashdisk maupun DVD. Bagaimana caranya? Pertama-tama, siapkan dahulu drivenya. Untuk flashdisk usahakan 4GB keatas dan untuk burning usahakan ke DVD (4.7GB) . Jangan ke CD !! Karena sizenya hanya 700MB. Disini saya akan mempraktekkannya dengan menggunakan Flashdisk.
  3. Colok Flashdisk kamu ke PC/laptop lalu jalankan software Rufus. Download rufus disini.
  4. Pilih drive flashdisk kamu lalu select juga file ISO Windows 10 yang telah didownload disini.rufus
  5. Pilih menu start dan tunggu hingga selesai. Jika sudah, close rufusnya dan jangan dicabut flashdisknya.
  6. Silahkan restart PC kamu lalu jika sudah memulai start, tekan hotkey untuk masuk ke dalam sistem BIOS. Hotkey tersebut bisa kamu perhatikan di bagian pojok kanan bawah PC kamu. Apakah bios itu? Secara kasar bisa disimpulkan bahwa BIOS itu sejenis pengaturan awal sebelum kamu melakukan booting ke PC.  Secara default, hotkey untuk memasuki BIOS ada bermacam-macam mulai dari F2 , F4, F10, F8, F12 dan DEL tergantung dari merk PC masing-masing. Usahakan agak cepetan nekannya agar proses ini tidak terlewatkan. Jika terlambat, silahkan ulang restart kembali. Untuk proses ini pastikan flashdisk kamu dalam keadaan tercolok.acerasus
  7. Selanjutnya, jika sudah berhasil memasuki BIOS pasti kamu akan menjumpai tampilan yang berwarna biru-biru. Lalu, masuk ke tab Boot dan cari boot options/boot order. Setting boot order kamu agar pilihan Removeable Disk (jika tidak ada, cari saja nama merk flashdisk kamu contoh : Kingston atau yang lain) kamu bisa berada paling atas. Disusul oleh Harddisk/HardDrive (jika tidak ada cari yang ada embel-embel HDD atau merk harddisk kamu contoh : Hitachi) dipilihan kedua.
  8. Jika sudah tersusun seperti itu, lakukan save and exit dengan tombol F4 atau F10 (tergantung dari merk BIOSnya) silahkan baca aturan key-nya disebelah pojok kanan bawah.bios
  9. Setelah proses save selesai, maka PC kamu akan kembali restart. Namun, yang akan kamu jumpai setelah ini adalah logo installer Windows 10. Hmm, sudah mulai nih proses seriusnya hehe.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-51-33
  10. Sampai disini, pilih bahasa yang mau kamu gunakan. Selebihnya biarkan saja. Lalu klik install now.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-51-57Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-52-06
  11. Nah sekarang kamu akan dihadapkan dengan inputan serial. JANGAN PANIK !! Kamu nggak perlu cari cari serial lagi. Cukup di skip saja hehe. Harus jeli dong nyari tulisan skipnya :pWin 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-52-35
  12. Selanjutnya ada 2 pilihan instalasi. Pilih saja costum. Daan, kamu akan menuju pengaturan partisi. Untuk sesi ini harap diperhatikan baik-baik. Kamu akan menjumpai partisi-partisi apa saja yang akan ada di PC kamu. Sekarang, select drive C kamu. JANGAN SAMPAI SALAH atau data-data kamu yang di partisi D pun juga akan lenyap. Dalam screenshot saya dibawah ini, kebetulan size drive C saya adalah 20GB. Maka, itulah yang akan saya format. Pilih menu format lalu yes. Tunggu sebentar, kemudian pastikan drive yang sedang terselect / dipilih adalah drive C tadi. Lalu silahkan klik next untuk melanjutkan, jangan sampai salah.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-53-04select
  13. Proses instalasi sedang berlangsung. Proses ini akan memakan waktu hingga sekitar 20-30 menit.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-19-55-40
  14. Jika sudah, pc kamu akan otomatis melakukan restart. PENTING!! Saat melakukan proses restart dan sudah muncul logo merk PC/laptop kamu langsung cabut flashdisknya !! Atau proses instalasi akan kembali diulang. Ribet kan kalau ngulang lagi hehe.
  15. Tunggu proses restart hingga lebih kurang 10 menit , jika sudah maka akan kembali otomatis restart kembali. Setelah itu , kamu akan kembali lagi dihadapkan dengan pilihan serial. Wah-wah, ngotot bener ya pihak microsoftnya.
  16. Pilih saja do this later lalu akan diarahkan ke menu settings. Pilih tombol Use Express Settings agar nggak ribet lagi hehe. Tunggu sebentar hingga proses automatic settings selesai.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-20-48
  17. Selanjutnya, ada lagi pertanyaan “Who owns this PC?” Pilih saja I own it lalu next.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-25-05
  18. Sekarang, kamu akan diminta login dengan microsoft account. Cukup di skip aja, kalau mau login cukup dilakukan nanti setelah semuanya selesai.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-26-12
  19. Di bagian Create User Accounts, isikan nama kamu dan juga password. Jika tidak mau berpassword, cukup kosongkan saja lalu next.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-26-26
  20. Tunggu loading sebentar, lalu kamu akan diarahkan ke dalam Windows.Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-27-16Win 10 - BAGAS31-2015-07-21-20-29-03
  21. Selesai !

Rabu, 03 Februari 2016

Koperasi Primer dan Sekunder


Koperasi Primer dan Sekunder

Tentang Koperasi Primer dan Sekunder pebeedaannya adalah terletak pada “keanggotaan”: Koperasi primer anggotanya adalah orang-seorang dan Koperasi Sekunder anggotanya terdiri (organisasi) Koperasi. Dengan pemahaman yang lain, Koperasi Sekunder dibentuk oleh beberapa Koperasi Primer yang kemudian menggabung menjadi satu dan membentuk koperasi baru.

Pasal 15 : Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.

Penjelasan Pasal 15

Pengertian Koperasi Sekunder meliputi semua Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi Primer dan/atau Koperasi Sekunder. Verdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi. Koperasi Sekunder dapat didirikan oleh Koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau tingkatan. Dalam hal Koperasi mendirikan Koperasi Sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini yang dikenal sebagai Pusat, Gabungan, dan Induk, maka jumlah tingkatan maupun penamaannya diatur sendiri oleh Koperasi yang bersangkutan.

Pasal 1

ayat 3: Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.

ayat 4 : Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.

Pasal 6 :(1) Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.

(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.

Penjelasan Pasal 6, ayat (1)

Persyaratan ini dimaksudkan untk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan Koperasi. Orang-seorang pembentuk Koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.

Pasal 18

(1) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hokum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

(2) Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Penjelasan Pasal 18, ayat (1)

Yang dapat menjadi anggota Koperasi Primer adalah orang-seorang yang telah mampu melakukan tindakan hokum dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Koperasi yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi Koperasi sebagai Badan Hukum. Namun demikian khusus bagi pelajar, siswa dan/atau yang dipersmakan dan dianggap belum mampu melakukan tindakan hokum dapat membentuk Koperasi, tetapi Koperasi tersebut tidak disahkan sebagai badan hokum dan statusnya hanya Koperasi tercatat.

Penjelasan Pasal 18, ayat (2)

Dalam hal terdapat orang yang ingin mendapat pelayanan menjadi anggota Koperasi, namun tidak sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, mereka dapat diterima sebagai anggota luar biasa. Ketentuan ini memberi peluang bagi penduduk Indonesia bukan warga Negara dapat menjadi anggota luar biasa dari suatu Koperasi sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tentang Koperasi Primer dan Sekunder pebeedaannya adalah terletak pada “keanggotaan”: Koperasi primer anggotanya adalah orang-seorang dan Koperasi Sekunder anggotanya terdiri (organisasi) Koperasi. Dengan pemahaman yang lain, Koperasi Sekunder dibentuk oleh beberapa Koperasi Primer yang kemudian menggabung menjadi satu dan membentuk koperasi baru.

Pasal 15 : Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.

Penjelasan Pasal 15

Pengertian Koperasi Sekunder meliputi semua Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi Primer dan/atau Koperasi Sekunder. Verdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi. Koperasi Sekunder dapat didirikan oleh Koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau tingkatan. Dalam hal Koperasi mendirikan Koperasi Sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini yang dikenal sebagai Pusat, Gabungan, dan Induk, maka jumlah tingkatan maupun penamaannya diatur sendiri oleh Koperasi yang bersangkutan.

Pasal 1

ayat 3: Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.

ayat 4 : Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.

Pasal 6 :(1) Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.

(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.

Penjelasan Pasal 6, ayat (1)

Persyaratan ini dimaksudkan untk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan Koperasi. Orang-seorang pembentuk Koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.

Pasal 18

(1) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hokum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

(2) Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Penjelasan Pasal 18, ayat (1)

Yang dapat menjadi anggota Koperasi Primer adalah orang-seorang yang telah mampu melakukan tindakan hokum dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Koperasi yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi Koperasi sebagai Badan Hukum. Namun demikian khusus bagi pelajar, siswa dan/atau yang dipersmakan dan dianggap belum mampu melakukan tindakan hokum dapat membentuk Koperasi, tetapi Koperasi tersebut tidak disahkan sebagai badan hokum dan statusnya hanya Koperasi tercatat.

Penjelasan Pasal 18, ayat (2)

Dalam hal terdapat orang yang ingin mendapat pelayanan menjadi anggota Koperasi, namun tidak sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, mereka dapat diterima sebagai anggota luar biasa. Ketentuan ini memberi peluang bagi penduduk Indonesia bukan warga Negara dapat menjadi anggota luar biasa dari suatu Koperasi sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Daftar rumus kimia

A
B B
Ammonia Amonia
NH3 NH3
Carbon dioxide Karbon dioksida
CO2 CO2
Carbon monoxide Karbon monoksida
CO CO
Chlorine Klorin
Cl2 Cl2
Hydrogen chloride Hidrogen klorida
HCl HCl
Hydrogen Hidrogen
H2 H2
Hydrogen sulfide Hidrogen sulfida
H2S H2S
Methane Metana
CH4 CH4
Nitrogen Nitrogen
N2 N2
Nitrogen (II) oxide Nitrogen (II) oksida
NO NO
Oxygen Oksigen
O2 O2
Sulfur dioxide Belerang dioksida
SO2 SO2
Aluminun oxide Aluminun oksida
Al2O3 Al2O3
Barium Sulfate Barium Sulfat
BaSO4 BaSO4
Calcium hydroxide Kalsium hidroksida
Ca(OH)2 Ca (OH) 2
Copper (II) sulfate Tembaga (II) sulfat
CuSO4 CuSO4
Ethane Etana
C2H6 C2H6
Ethene (ethylene) Etena (etilena)
C2H4 C2H4
Ethyne (acetylene) Etuna (asetilena)
C2H2 C2H2
Hydrogen fluoride Hidrogen fluoride
HF HF
Hydrogen iodide Hidrogen iodida
HI HI
Iodine chloride Yodium klorida
ICl ICL
Lead (II) oxide Lead (II) oksida
PbO PbO
Magnesium oxide Magnesium oksida
MgO MgO
Nitrogen (II) oxide Nitrogen (II) oksida
NO NO
Nitrogen (IV) oxide Nitrogen (IV) oksida
NO2 NO2
Potassium chloride Kalium klorida
KCl KCl
Sodium chloride Natrium klorida
NaCl NaCl
Sulfur dioxide Belerang dioksida
SO2 SO2
Water Air
H2O H2O
Aluminum Bromide Aluminium Bromida
AlBr3 AlBr3
Aluminum Carbonate Aluminium Karbonat
Al2(CO3)3 Al2 (CO3) 3
Aluminum Chloride Aluminium Klorida
AlCl3 AlCl3
Aluminum Chromate Aluminium Kromat
Al2(CrO4)3 Al2 (CrO4) 3
Aluminum Hydroxide Aluminium Hidroksida
Al(OH)3 Al (OH) 3
Aluminum Iodide Aluminium iodida
AlI3 AlI3
Aluminum Nitrate Aluminium Nitrat
Al(NO3)3 Al (NO3) 3
Aluminum Phosphate Aluminium Fosfat
AlPO4 AlPO4
Aluminum Sulfate Aluminium Sulfat
Al2(SO4)3 Al2 (SO4) 3
Aluminum Sulfide Aluminium Sulfida
Al2S3 Al2S3
Ammonium Acetate Amonium Asetat
NH4C2H3O2 NH4C2H3O2
Ammonium Bromide Amonium Bromida
NH4Br NH4Br
Ammonium Carbonate Amonium Karbonat
(NH4)2CO3 (NH4) 2CO3
Ammonium Chloride Amonium Klorida
NH4Cl NH4Cl
Ammonium Chromate Amonium Kromat
(NH4)2CrO4 (NH4) 2CrO4
Ammonium Hydroxide Amonium Hidroksida
NH4OH NH4OH
Ammonium Iodide Amonium iodida
NH4I NH4I
Ammonium Nitrate Amonium Nitrat
NH4NO3 NH4NO3
Ammonium Phosphate Amonium Fosfat
(NH4)3PO4 (NH4) 3PO4
Ammonium Sulfate Amonium Sulfat
(NH4)2SO4 (NH4) 2SO4
Ammonium Sulfide Amonium Sulfida
(NH4)2S (NH4) 2S
Barium Acetate Barium Asetat
Ba(C2H3O2)2 Ba (C2H3O2) 2
Barium Bromide Barium Bromida
BaBr2 BaBr2
Barium Carbonate Barium Karbonat
BaCO3 BaCO3
Barium Chloride Barium Klorida
BaCl2 BaCl2
Barium Chromate Barium Kromat
BaCrO4 BaCrO4
Barium Hydroxide Barium Hidroksida
Ba(OH)2 Ba (OH) 2
Barium Iodide Barium iodida
BaI2 BaI2
Barium Nitrate Barium Nitrat
Ba(NO3)2 Ba (NO3) 2
Barium Phosphate Barium Fosfat
Ba3(PO4)2 Ba3 (PO4) 2
Barium Sulfate Barium Sulfat
BaSO4 BaSO4
Barium Sulfide Barium Sulfida
BaS Bas
Calcium Acetate Kalsium Asetat
Ca(C2H3O2)2 Ca (C2H3O2) 2
Calcium Bromide Kalsium Bromida
CaBr2 CaBr2
Calcium Carbonate Kalsium Karbonat
CaCO3 CaCO3
Calcium Chloride Kalsium Klorida
CaCl2 CaCl2
Calcium Chromate Kalsium Kromat
CaCrO4 CaCrO4
Calcium Hydroxide Kalsium Hidroksida
Ca(OH)2 Ca (OH) 2
Calcium Iodide Kalsium iodida
CaI2 CaI2
Calcium Nitrate Kalsium Nitrat
Ca(NO3)2 Ca (NO3) 2
Calcium Phosphate Kalsium Fosfat
Ca3(PO4)2 Ca3 (PO4) 2
Calcium Sulfate Kalsium Sulfat
CaSO4 CaSO4
Calcium Sulfide Kalsium Sulfida
CaS Cas
Copper (II) Acetate Tembaga (II) Asetat
Cu(C2H3O2)2 Cu (C2H3O2) 2
Copper (II) Bromide Tembaga (II) Bromida
CuBr2 CuBr2
Copper (II) Carbonate Tembaga (II) Karbonat
CuCO3 CuCO3
Copper (II) Chloride Tembaga (II) Klorida
CuCl2 CuCl2
Copper (II) Chromate Tembaga (II) Kromat
CuCrO4 CuCrO4
Copper (II) Hydroxide Tembaga (II) Hidroksida
Cu(OH)2 Cu (OH) 2
Copper (II) Iodide Tembaga (II) iodida
CuI2 CuI2
Copper (II) Nitrate Tembaga (II) Nitrat
Cu(NO3)2 Cu (NO3) 2
Copper (II) Phosphate Tembaga (II) Fosfat
Cu3(PO4)2 Cu3 (PO4) 2
Copper (II) Sulfate Tembaga (II) Sulfat
CuSO4 CuSO4
Copper (II) Sulfide Tembaga (II) Sulfida
CuS Cus
Iron (II) Acetate Besi (II) Asetat
Fe(C2H3O2)2 Fe (C2H3O2) 2
Iron (II) Bromide Besi (II) Bromida
FeBr2 FeBr2
Iron (II) Carbonate Besi (II) Karbonat
FeCO3 FeCO3
Iron (II) Chloride Besi (II) Klorida
FeCl2 FeCl2
Iron (II) Chromate Besi (II) Kromat
FeCrO4 FeCrO4
Iron (II) Hydroxide Besi (II) Hidroksida
Fe(OH)2 Fe (OH) 2
Iron (II) Iodide Besi (II) iodida
FeI2 FeI2
Iron (II) NItrate Besi (II) Nitrat
Fe(NO3)2 Fe (NO3) 2
Iron (II) Phosphate Besi (II) Fosfat
Fe3(PO4)2 Fe3 (PO4) 2
Iron (II) Sulfate Besi (II) Sulfat
FeSO4 FeSO4
Iron (II) Sulfide Besi (II) Sulfida
FeS FeS
Iron (III) Acetate Besi (III) Asetat
Fe(C2H3O2)3 Fe (C2H3O2) 3
Iron (III) Bromide Besi (III) Bromida
FeBr3 FeBr3
Iron (III) Carbonate Besi (III) Karbonat
Fe2(CO3)3 Fe2 (CO3) 3
Iron (III) Chloride Besi (III) Klorida
FeCl3 FeCl3
Iron (III) Chromate Besi (III) Kromat
Fe2(CrO4)3 Fe2 (CrO4) 3
Iron (III) Hydroxide Besi (III) Hidroksida
Fe(OH)3 Fe (OH) 3
Iron (III) Iodide Besi (III) iodida
FeI3 FeI3
Iron (III) Nitate Besi (III) Nitate
Fe(NO3)3 Fe (NO3) 3
Iron (III) Phosphate Besi (III) Fosfat
FePO4 FePO4
Iron (III) Sulfate Besi (III) Sulfat
Fe2(SO4)3 Fe2 (SO4) 3
Iron (III) Sulfide Besi (III) Sulfida
Fe2S3 Fe2S3
Magnesium Acetate Magnesium Asetat
Mg(C2H3O2)2 Mg (C2H3O2) 2
Magnesium Bromide Magnesium Bromida
MgBr2 MgBr2
Magnesium Carbonate Magnesium Karbonat
MgCO3 MgCO3
Magnesium Chloride Magnesium Klorida
MgCl2 MgCl2
Magnesium Chromate Magnesium Kromat
MgCrO4 MgCrO4
Magnesium Hydroxide Magnesium Hidroksida
Mg(OH)2 Mg (OH) 2
Magnesium Iodide Magnesium iodida
MgI2 MgI2
Magnesium Nitrate Nitrat Magnesium
Mg(NO3)2 Mg (NO3) 2
Magnesium Phosphate Magnesium Fosfat
Mg3(PO4)2 Mg3 (PO4) 2
Magnesium Sulfate Magnesium Sulfat
MgSO4 MgSO4
Magnesium Sulfide Magnesium Sulfida
MgS MGS
Mercury (I) Acetate Mercury (I) Asetat
HgC2H3O2 HgC2H3O2
Mercury (I) Bromide Mercury (I) Bromida
HgBr HgBr
Mercury (I) Carbonate Mercury (I) Karbonat
Hg2CO3 Hg2CO3
Merucry (I) Chloride Merucry (I) Klorida
HgCl HgCl
Mercury (I) Chromate Mercury (I) Kromat
Hg2CrO4 Hg2CrO4
Merucry (I) Hydroxide Merucry (I) Hidroksida
HgOH HgOH
Mercury (I) Iodide Mercury (I) iodida
HgI HGI
Mercury (I) Nitrate Mercury (I) Nitrat
HgNO3 HgNO3
Mercury (I) Phosphate Mercury (I) Fosfat
Hg3PO4 Hg3PO4
Mercury (I) Sulfate Mercury (I) Sulfat
Hg2SO4 Hg2SO4
Mercury (I) Sulfide Mercury (I) Sulfida
Hg2S Hg2S
Merucry (II) Acetate Merucry (II) Asetat
Hg(C2H3O2)2 Hg (C2H3O2) 2
Mercury (II) Bromide Mercury (II) Bromida
HgBr2 HgBr2
Mercury (II) Carbonate Mercury (II) Karbonat
HgCO3 HgCO3
Merucry (II) Chloride Merucry (II) Klorida
HgCl2 HgCl2
Mercury (II) Chromate Mercury (II) Kromat
HgCrO4 HgCrO4
Mercury (II) Hydroxide Mercury (II) Hidroksida
Hg(OH)2 Hg (OH) 2
Mercury (II) Iodide Mercury (II) iodida
HgI2 HgI2
Mercury (II) Nitrate Mercury (II) Nitrat
Hg(NO3)2 Hg (NO3) 2
Mercury (II) Phosphate Mercury (II) Fosfat
Hg3(PO4)2 Hg3 (PO4) 2
Merucry (II) Sulfate Merucry (II) Sulfat
HgSO4 HgSO4
Mercury (II) Sulfide Mercury (II) Sulfida
HgS HgS
Potassium Acetate Kalium Asetat
KC2H3O2 KC2H3O2
Potassium Bromide Kalium Bromida
KBr KBr
Potassium Carbonate Kalium Karbonat
K2CO3 K2CO3
Potassium Chloride Kalium Klorida
KCl KCl
Potassium Chromate Kalium Kromat
K2CrO4 K2CrO4
Potassium Hydroxide Kalium Hidroksida
KOH KOH
Potassium Iodide Kalium iodida
KI KI
Potassium Nitrate Kalium Nitrat
KNO3 KNO3
Potassium Phosphate Kalium Fosfat
K3PO4 K3PO4
Potassium Sulfate Kalium sulfat
K2SO4 K2SO4
Potassium Sulfide Kalium Sulfida
K2S K2S
Silver Acetate Silver Asetat
AgC2H3O2 AgC2H3O2
Silver Bromide Perak Bromida
AgBr AgBr
Silver Carbonate Silver Karbonat
Ag2CO3 Ag2CO3
Silver Chloride Perak Klorida
AgCl AgCl
Silver Chromate Perak Kromat
Ag2CrO4 Ag2CrO4
Silver Hydroxide Silver Hidroksida
AgOH AgOH
Silver Iodide Perak iodida
AgI AgI
Silver Nitrate Silver Nitrat
AgNO3 AgNO3
Silver Phosphate Silver Fosfat
Ag3PO4 Ag3PO4
Silver Sulfate Silver Sulfat
Ag2SO4 Ag2SO4
Silver Sulfide Silver Sulfida
Ag2S Ag2S
Sodium Acetate Natrium Asetat
NaC2H3O2 NaC2H3O2
Sodium Bromide Natrium Bromida
NaBr NaBr
Sodium Carbonate Sodium Carbonate
Na2CO3 Na2CO3
Sodium Chloride Natrium Klorida
NaCl NaCl
Sodium Chromate Natrium Kromat
Na2CrO4 Na2CrO4
Sodium Hydroxide Sodium Hidroksida
NaOH NaOH
Sodium Iodide Natrium iodida
NaI NaI
Sodium Nitrate Sodium Nitrat
NaNO3 NaNO3
Sodium Phosphate Natrium Fosfat
Na3PO4 Na3PO4
Sodium Sulfate Sodium Sulfat
Na2SO4 Na2SO4
Sodium Sulfide Natrium Sulfida
Na2S Na2S
Zinc Acetate Seng Asetat
Zn(C2H3O2)2 Zn (C2H3O2) 2
Zinc Bromide Seng Bromida
ZnBr2 ZnBr2
Zinc Carbonate Zinc Karbonat
ZnCO3 ZnCO3
Zinc Chloride Seng Klorida
ZnCl2 ZnCl2
Zinc Chromate Seng Kromat
ZnCrO4 ZnCrO4
Zinc Hydroxide Seng Hidroksida
Zn(OH)2 Zn (OH) 2
Zinc Iodide Seng iodida
ZnI2 ZnI2
Zinc Nitrate Nitrat Seng
Zn(NO3)2 Zn (NO3) 2
Zinc Phosphate Seng Fosfat
Zn2(PO4)2 Zn2 (PO4) 2
Zinc Sulfate Seng Sulfat
ZnSO4 ZnSO4
Zince Sulfide Zince Sulfida
ZnS ZnS
Lead (II) Acetate Lead (II) Asetat
Pb(C2H3O2)2 Pb (C2H3O2) 2
Lead (II) Bromide Lead (II) Bromida
PbBr2 PbBr2
Lead (II) Carbonate Lead (II) Karbonat
PbCO3 PbCO3
Lead (II) Chloride Lead (II) Klorida
PbCl2 PbCl2
Lead (II) Chromate Lead (II) Kromat
PbCrO4 PbCrO4
Lead (II) Hydroxide Lead (II) Hidroksida
Pb(OH)2 Pb (OH) 2
Lead (II) Iodide Lead (II) iodida
PbI2 PbI2
Lead (II) Nitrate Lead (II) Nitrat
Pb(NO3)2 Pb (NO3) 2
Lead (II) Phosphate Lead (II) Fosfat
Pb3(PO4)2 Pb3 (PO4) 2
Lead (II) Sulfate Lead (II) Sulfat
PbSO4 PbSO4
Lead (II) Sulfide Lead (II) Sulfida
PbS PbS
Lead (IV) Acetate Timbal (IV) Asetat
Pb(C2H3O2)4 Pb (C2H3O2) 4
Lead (IV) Bromide Timbal (IV) Bromida
PbBr4 PbBr4
Lead (IV) Chromate Timbal (IV) Kromat
Pb(CO3)2 Pb (CO3) 2
Lead (IV) Hydroxide Timbal (IV) Hidroksida
Pb(OH)4 Pb (OH) 4
Lead (IV) Iodide Timbal (IV) iodida
PbI4 PbI4
Lead (IV) Nitrate Timbal (IV) Nitrat
Pb(NO3)4 Pb (NO3) 4
Lead (IV) Phosphate Timbal (IV) Fosfat
Pb3(PO4)4 Pb3 (PO4) 4
Lead (IV) Sulfate Timbal (IV) sulfat
Pb(SO4)2 Pb (SO4) 2
Lead (IV) Sulfide Timbal (IV) Sulfida
PbS2 PbS2
Aluminum Acetate Aluminium Asetat
Al(C2H3O2)3 Al (C2H3O2) 3

http://www.cursors-4u.com/cursor/2011/12/25/tiny-christmas-busy.html